Kamis, 10 April 2014

KETIKA AKU SADAR



KETIKA AKU SADAR

Cerita ini bermula ketika Aku duduk di bangku kelas 3 SMP. Pada siang itu sepulang sekolah Aku sering nonton acara-acara di chanel televisi. Namun‚ ada satu acara yang tadinya tidak Aku ketahui‚ tetapi yang Aku saksikan acara ini melalui iklan‚ yaitu acara peduli kasih di Indosiar. Dalam iklan tersebut banyak sekali terdapat hal yang tidak Aku ketahui sebelumnya. Iklan yang membuatku tak percaya. Bukannya sepenuhnya tak percaya akan adanya realita tersebut‚ tapi ini benar-benar menggugah hatiku menjadi miris dan bersyukur atas apa yang Aku miliki saat ini‚ meskipun keadaanku saat ini serba kekurangan karena alasan ekonomi. Keadaan dimana kondisi ekonomi pada kelas menengah ke bawah‚ karena kedua orang tuaku tidak berpenghasilan tetap dan tidak memiliki gaji seperti tenaga kerja pada umumnya. Ayahku hanya seorang petani biasa dan Ibuku seorang pedagang yang memanfaatkan jasa orang lain. Dengan keadaan yang demikian aku sering mengeluh dan membantah kedua orang tuaku.
Dulu Aku sering meminta apa yang kedua orang tuaku sebenarnya tidak sanggup memenuhi permintaanku. Namun‚ dengan keringat keras keras kedua orang tuaku dan meskipun mendapatkan uang dari hasil tambahan hutang akhirnya kedua orang tuaku selalu memenuhi permintaanku. Entah kenapa Aku selalu menangis ketika permintaanku tidak dikabulkan oleh orang tuaku‚ mungkin Aku tergolong anak yang selalu dimanja saat itu.
Sewaktu kecil Aku sering dijauhi oleh teman-temanku sehingga Aku bisa belajar mandiri sampai saat ini meskipun selalu mendapatkan perhatian kedua orang tuaku dengan manja. Dengan adanya iklan tersebut yang menampilkan berita tentang anak-anak yang cacat fisik‚ aku merasa sangat hina menjadi anak yang sempurna tapi selalu membantah kedua orang tuaku. Sejenak jiwaku bagai disambar petir  dan aku merasa berdosa kepada kedua orang tuaku karena seringkali mengeluh dengan kondisi ekonomi yang lemah‚ sementara masih banyak di luar sana yang begitu semangat dan penuh perjuangan meskipun keadaan fisik yang kurang sempurna. Mereka dalam keadaan seperti itu tidak mempermasalahkannya dan selalu bersabar mnghadapi hidup dengan kondisinya. Mereka selalu bersyukur atas apa yang diciptakan oleh-Nya‚ Tuhan Maha Adil atas segala sesuatu.
Aku juga membaca sebuah kisah sejati yang dimuat pada majalah tahun 2004. Balita yang bernama Giandra Hutama buah hati dari seorang Ibu bernama Aryawati Hutama mengalami kelainan saraf pada ususnya. Setiap habis minum susu Dia muntahakibatnya sejak lahir perutnya belum terisi makanan. Dokter menvonis Gian menderita Hirschsprung’s disease. Menurut DR. H. Soenanto RoewiojokoMS SPA ( RS MH Thamrin Jakarta) Hirschsprung’s disease merupakan penyakit bawaan sejak bnyeayi masih dalam kandungan. Sampai saat itu belum diketahui penyebabnya secara pasti. Karena itu penyakit tersebut tidak bisa dideteksi sebelum bayi lahir. Gejala adanya gangguan pencernaan baru terlihat beberapa hari setelah bayi lahir. Pada Hirschsprung’s disease kumpulan syaraf/ganglion (plexus) Auerbach pada dinding usus bayi tidak berkembang sempurna. Sehingga usus lumpuh dan tidak dapat bekerja sesuai fungsinya. Bagian usus yang syarafnya normal tetap bekera untuk meremas dan mendorong makanan sedangkan usus yang lumpuh tidak dapat melanutkan pekerjaan itu ke anus. Karena itu bayi mengalami gangguan buang air besar perut membuncit dan sering muntah.
Di Indonesia kasus Hirschsprung’s disease sering ditemui. Sejauh ini jika operasi penangannannya berjalan lancar penderitanya dapat sembuh dan pencernaanya kembali normal. Operasi penanganannya adalah lewat pemotongan bagian usus yang lumpuh (usus besar bagian bawah) dan menyambungkan kembali usus yang masih bekerja dengan normal (usus besar bagian atas) ke bagian anus. Umumnya gangguan yang muncul terjadi pada tahun-tahun pertama setelah operasi yakni pada masa pemulihan jaringan usus dan saluran pencernaan. Setelah usus melewati masa adaptasi maka saluran pencernaan dapat kembali berfungsi normal.
Harapan Aryawati terhadap kesembuhan Gian mulai pupus. Sebab bukannya membaik kondisinya justru semakin memburuk. Berat badannya menyusut hingga 15 kg. Bukan hanya itu masalah lain mulai muncul. Bagian-bagian tubuh Gian yang dijadikan tempat jarum infus mengalami infeksi. Parahnya lagi ginjalnya juga bermasalah akibat kandungan cairan infus yang terlalu keras sedangkan tubuhnya belum siap menerima dengan usia yang baru 2 minggu. Tubuh mungil yang tidak berdaya itu mulai menguning. Dokter memutuskan untuk melakukan transfusi darah. Tanpa berpikir panjang Chandra Hutama suaminya dan anggota keluarga menyumbangkan darah untuk Gian. Setelah mengamati perkembangan Gian setelah operasi Dokter menyimpulkan hidupnya hanya tinggal 3 hari. Meskipun Dokter menyimpulkan hal tersebut Aryawati dan segenap keluarga tidak menyerah melakukan segala cara untuk anaknya. Mereka mulai mencari informasi untuk mendapatkan alternatif pengobatan yang lebih baik. Akhirnya sebagian besar anggota keluarga dan temannya menyarankan untuk membawanya ke Singapura. Di Mount Elizabeth Hospital Singapura Gian langsung mendapatkan perawatan intensif. Tim Dokter terdiri dari spesialis anak dokter bedah anak dan dokter ahli darah untuk anak menjelaskan langkah-langkah yang harus diambil terhadap Gian bahwa operasi di jakarta sudah baik sesuai prosedur hanya saja penanganan pada masa pemulihan yang kurang baik sehingga berbagai infeksi di tubuh Gian. Setelah operasi di Singapura kondisi Gian membaik berat badannya meningkat hingga 34 kg.
Perjuangan merawat Gian belum berakhir dampak operasi menyebabkan Gian menderita flu perut. Aryawati Hutama hampir kehilangan Gian anaknya saat Dia menginjak usia 4 tahun. Karena kondisinya yang tidak membaik dr. Naraini spesialis anak yang menanganinya di Jakarta menyatakan Gian dirawat. Gian langsung dibawa ke Singapura. Dengan perawatan yang terus-menerus di Singapura akhirnya kondisi Gian terus membaik dan kini putra dari Ibu Aryawati Hutama pun bisa melahap semua makanan kesukaannya.
Kini Aku menyadari betapa pentingnya menghargai pengorbanan orang lain termasuk kedua orang tuaku. Setelah Aku sadari juga akan arti kasih Aku mulai memahami apa yang selama ini aku rasa. Semua hanyalah buah fakir yang tiada guna ternyata sudah sekian lama Aku larut dalam kebodohan tak pernah menyadari bahwa kasih dan sayang kedua orang tua selalu tercurah untukku. Hangat dekapnya hanya untuk melindungiku lembut sikapnya mereka tunjukan padaku. Aku menyesali semua sikapku. Saat ini aku hanya ingin membuatnya bahagia entah bagaimanapun caranya yang pasti dengan cara itu mereka bangga padaku.
Banyak yang saat ini kulihat mereka orang-orang yang tidak mampu melihat mencari nafkah sendiri meski harus berjalan kaki menyusuri jalan berkilo-kilo. Mereka sanggup melakukan hal semacam itu tanpa mengeluh dan penuh perjuangan. Demi melanjutkan kehidupan didunia yang fana ini mereka selalu semangat‚ tidak menyerah tanpa mengenal lelah bahkan mereka berangkat mencari nafkah dari terbit fajar sampai terbenamnya mentari. Meskipun terik mentari menyingsing membuatnya selalu beristirahat di pinggir jalan trotoar-trotoar  sudut kota metropolitan. Aku tak habis pikir mereka bisa sampai di tengah keramaian kota tanpa peduli betapa bahayanya diri mereka saat itu‚ apalagi dengan kondisi fisiknya itu. Ditambah lagi kota metropolitan yang terkenal banyak kasus kriminal. Jika aku menjadi mereka yang tidak mampu melihat mungkin aku tidak dapat berbuat apapun‚ melakukan segalanya sendiri tanpa bantuan orang lain‚ ataupun berjuang apalagi bersabar seperti mereka yang saat ini memiliki kondisi seperti itu.
Begitu banyak disudut kota yang mengalami kondisi yang jauh dari kesempurnaan. Meskipun Tuhan Yang Maha Esa menciptakan manusia makhluk yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk ciptaan-Nya lain. Namun‚ dalam kondisi yang begitu sulit‚ kesabaran manusia yang terbatas seringkali melakukan tindakan kriminal. Apalagi kondisi manusia yang tidak mampu mendengar (tunarungu). Mereka yang dilahirkan dalam keadaan atau kondisi seperti itu banyak yang selalu tawakal. Akan tetapi‚ beberapa dari mereka yang tidak mampu menerima keadaannya seringkali putus asa bahkan ada yang mencoba melakukan tindakan yang fatal hingga merenggut nyawanya sendiri seperti gantung diri‚ sengaja minum racun dan lain sebagainya. Hal tersebut sering dipicu karena adanya sekelompok masyarakat yang tidak menerima kehadirannya di lingkungannya. Adapun sebab lain yang menganggu jiwanya.
Banyak kasus yang berbau positif maupun negatif tentang hal tersebut. jika aku menjadi mereka yang tidak mampu mendengar‚ akupun merasa tidak bisa menerima kondisi tersebut‚ karena aku sebagai manusia ciptaan-Nya memiliki akal‚ pikiran dan perasaan yang terbatas. Aku tidak bisa menerima mereka yang selalu menghina dan mengucilkan diriku dengan kondisi seperti mereka yang tidak mampu mendengar. Apalagi dengan adanya perkembangan IPTEK seperti sekarang ini banyak kasus penipuan yang dilakukan oleh oknum-oknum tertentu. Tentu saja ini masalah yang perlu ditinjau lebih lanjut karena bisa membahayakan dan merugikan orang lain terutama orang-orang yang berkebutuhan khusus seperti cacat mental maupun cacat fisik.
Dengan keadaanku yang seperti sekarang ini juga banyak masyarakat yang merendahkan dan mempergunjingkan. Banyak kasak-kusuk yang terjadi menurut realita yang ada. Karena hal tersebut Aku jadi mencoba untuk bersabar dengan kondisi saat ini. Mereka yang memiliki kondisi berkebutuhan fisik membawa pengaruh yang positif hingga membuatku sadar sampai saat ini‚ meskipun belum menerima sepenuhnya keadaan ekonomi yang menjadi permasalahan. Aku sadar betapa berartinya hidup ini jika saling menghormati bukan malah sebaliknya. Menghormati dalam arti yang mempunyai kekayaan bukan untuk pamer harta kepada yang kondisi ekonominya lemah‚ tetapi saling berbagi dan tolong-menolong. Pelajaran hidup disertai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) sangatlah berharga dan penting bagiku saat ini. Teringat motto dari salah satu guru di SMAku dulu yaitu “hiduplah sewajarnya”. Dari liku-liku hidupnya Beliau mempunyai pengalaman yang sangat mengesankan. Hal yang sangat berarti ketika mengetahui dan membaca Buletin Intra Sekolah “Logika”. Disana terdapat pelajaran berarti ketika syaqiq Al-Balkhi bertanya kepada Hatim Al-Asham  menuntut ilmu selama 33 tahun hanya belajar 8 hal .
Yang pertama dilihatnya manusia memiliki kekasih. Ketika mereka mati kekasihnya ikut mengantar ke kubur lalu meninggalkannya sendirian disana. Maka Beliau memilih amal kebajikan sebagai kekasih Beliau sehingga ketika Beliau masuk kubur amalnya ikut bersamanya. Yang kedua merenungkan wahyu Allah SWT terdapat pada surah (An-Nazi’at 79: 4041) yang artinya “Dan adapun orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri dari keinginan hawa nafsunya maka surgalah tempat tinggalnya”. Ketiga Beliau memperhatikan manusia selalu memuliakan dan menyimpan semua benda berharga yang dimilikinya. Kemudian Beliau memperhatikan wahyu Allah SWT terdapat pada surah (An-Nahl 16:69) yang artinya “Apa yang disisimu akan lenyap dan apa yang disisi Allah SWT adalah kekal”. Maka setiap kali Beliau peroleh sesuatu yang berharga Beliau persembahkan kepada Allah agar terjaga selalu disisi-Nya. Keempat Beliau melihat setiap manusia mengejar harta kemuliaan leluhur kehormatan dan nasab. Kemudian Beliau perhatikan wahyu Allah SWT terdapat pada surah (Al Hujarat‚ 49:13) yang artinya “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu”. Kelima Beliau perhatikan manusia yang mencela melaknat dan sumber semua itu adalah hasad. Keenam Beliau melihat manusia saling menganiaya dan saling membunuh sedangkan Allah telah mewahyukan terdapat pada surah (Fathir 35:6) yang artinya “Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu maka jadikanlah ia sebagai musuhmu”. Maka Beliau meninggalkan permusuhan dengan manusia dan setan dijadikannya sebagai satu-satunya musuh. Beliau selalu mewaspadai dengan sekuat tenaga. Ketujuh Beliau memperhatikan setiap orang mencari sepotong roti (maksudnya harta) sehingga rela menghinakan dirinya dan melakukan hal-hal yang haram. Kemudian Beliau perhatikan wahyu Allah SWT terdapat pada surah (Hud 11:6) yang artinya “Dan tidak ada sesuatu yang melata pun di bumi melainkan Allah lah yang memberi rizkinya”. Kedelapan Beliau memperhatikan semua orang bergantung kepada makhluk ada yang bergantung dengan ladangnya dengan niaganya dengan perusahaannya dan kesehatan jasmaninya. Kemudian Beliau bertawakal kepada Allah Yang Maha Perkasa dan Maha Agung.
Setiap permasalahan pasti ada jalan keluar itulah yang Aku ketahui semenjak SMP dan kusadari ketika di bangku Sekolah Menengah Atas. Ternyata apa yang selama ini Aku hadapi banyak menemukan jalan keluar dan solusi meskipun kondisi ekonomi kedua orang tuaku belum terentaskan. Namun Aku selalu semangat berjuang walaupun sering jatuh bangun. Semboyan yang kudapatkan semenjak SMA “berakit-rakit kehulu berenang-renang ketepian disertai motivasi dan kupetik informasi dari berbagai media yang menyalurkan inspirasi secara tidak langsung. Saat ini Aku sedang berjuang menuntut ilmu yang bermanfaat di salah satu Universitas Swasta di Yogyakarta. Aku bisa melanjutkan menempuh pendidikan ini karena berkat kerja keras kedua orang tua dan doa restu mereka. Mereka yang memberikan dorongan kepadaku supaya terus melanjutkan ke perguruan Tinggi meskipun bukan di Universitas yang Aku inginkan sebelumnya. Namun Aku bersyukur bisa sampai melanjutkan ke Universitas. Kisah-kisah dari mereka yang berkebutuhan khusus yang cacat mental maupun fisik membawaku terhanyut dalam kehidupannya. Mereka penuh perjuangan dalam mencari sesuap nasi mendapatkan sentuhan kasih dari sekelompok masyarakat yang hidup dengannya pun masih sulit didapatkannya. Namun tak sedikitpun mereka menaruh dendam dan amarahnya bahkan mereka hidup berdampingan dengan masyarakat secara iklas penuh kesabaran demi memperjuangkan hidup dalam kebersamaan.
Toleransi yang mereka emban cukup kuat dibandingkan mereka yang disekilingnya dengan hidup serba berkecukupan. Aku mempunyai tetangga yang agak cacat mental sebut saja namanya Vino (disamarkan). Beliau hidup bersama Ibunya yang sudah renta. Setiap saat Beliau mencari nafkah dengan memanfaatkan sebuah ladangnya. Saat anak-anak bermain dan melihat Beliau selalu saja suasana terbahak-bahak dan olokan yang Beliau dapatkan. Akan tetapi Beliau tidak sedikitpun menghiraukan hal seperti meluapkan amarahnya kepada anak-anak remaja didekatnya. Malahan Beliau melayani cemoohan dan olokannya dengan ikut berbaur bersama anak-anak. Sehingga waktu demi waktu banyak anak-anak  yang berkunjung. Dengan adanya Anak-anak yang menyukainya maka masyarakatpun menganggap keberadaannya dengan hidup rukun tanpa mengucilkan ataupun menajuhinya.

Nama             : Suryani
Alamat           : Wirogaten RT 08/RW 01 Mirit Kebumen
Propinsi          : Jawa Tengah
Kode pos        : 54395
Alamat email : iinindahsaroh@gmail.com
No hp              : 089656524780

Tidak ada komentar:

Posting Komentar